Metode Belajar Bermain

Thursday, December 9, 2010

| | |
 
 
Pernah mengalami anak Anda malas belajar atau takut ketika disuruh mengerjakan pekerjaan rumah? Jika ya, berarti anak Anda belum mencintai belajar dan fobia terhadap belajar. Bukan hanya di rumah, di sekolah pun mungkin akan demikian. 
 
 
 
 
Sekarang ini, para pendidik di negara kita sudah mengembangkan metode belajar sambil bermain. Dengan metode ini diharapkan anak tidak akan terasa bila dirinya sedang belajar. Pun membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebi luwes dan tidak kaku.

Lingkungan belajar dibuat bersahabat dengan anak sehingga mereka merasa tidak asing. Pasalnya, jika lingkungan belajar tidak akrab dengan mereka, maka belajar akan dianggap fobia dan berkembang menjadi momok.

Metode belajar ini sudah dikembangkan dalam berbagai jenjang pendidikan, termasuk sekolah usia dini yang justru sangat dekat dengan bermain. Garis merahnya, para pendidik mencoba murid-muridnya untuk tidak hanya duduk diam, tapi mereka didorong untuk aktif.

Komunikasi pun dilangsungkan secara berdialog-komunikasi dua pihak. Dengan begitu, murid pun akan lebih berkembang dan dipacu untuk berpikir. Murid bukan hanya duduk diam dan mendengar, tapi juga berinteraksi dengan guru dan teman-temannya.

Oleh karena itu, banyak sekolah usia dini yang sangat mengutamakan fasilitas bermain mereka. Sekolah banyak memberikan stimuli-stimuli kepada anak untuk melatih keseluruhan sistem motorik anak.

Banyak cara dan permainan yang bisa dilakukan untuk maksud di atas. Misalnya, dengan membuat tempat bermain lengkap dengan berbagai peralatan yang diletakkan di tempat tertentu. Di tempat itu, semua anak dari beberapa kelas bisa bermain bersama.

Mereka semua bisa berkolaborasi dan menciptakan kebersamaan serta membangun sifat kepemimpinan (bila mereka bermain dengan anak yang lebih muda).

Kemudian ada pula sekolah yang membuat sebuah replika dari kantor pos, pasar, bank, atau lainnya. Dengan replika tersebut, anak bisa bermain peran menjadi apa yang diinginkan oleh mereka. Sekaligus melatih interpretasi dengan menjadi objek atau subjek dari peran mereka.

Dengan begitu, mereka pun bisa memahami berbagai hal di sekitar mereka. Pun mengenal karakteristik pekerjaan yang biasa dilakukan oleh orang dewasa.

Bukan hanya di sekolah, sebenarnya cara belajar sambil bermain ini pun sudah banyak ditemui di berbagai arena bermain. Di mal misalnya, di sana banyak dijumpai arena atau metode bermain yang edukatif. Mulai dari kegiatan menggambar sampai puzzle.

Sekarang, tinggal bagaimana orang tua menyikapinya dan menemukan ide untuk membuat belajar itu menyenangkan. Belajar bukan hanya di sekolah, tapi orang tua pun harus membantu sekolah bersama-sama mengembangkan anak-anak didiknya.

0 comments:

Post a Comment